“Juang Untuk Jenggala” Karya Sri Najiha

Akan ada anak kecil menyanyikan elegi yang sama

dengan nada saat jenggala-jenggala meregang nyawa

di Manggarai, Bintan, dan sekujur bekas luka pertiwi.

Dan kelak di Sangihe, akan ada anak kecil menangisi cerita lama,

di pemakaman bapak-ibu dan kerabatnya,

sementara-air matanya ialah embun terakhir, sebelum-gersang dan abu menjadi baju

para penghuni bekas galian tambang:  tunggul dan lubang-lubang.

Akan terjadi lagi. Satu keluarga mati dibakar dipenggal. Kita di serambi mengeluh panas.

Longsor dan banjir bandang masuk TV. Kita masih narasi tanpa aksi.

Akan terjadi lagi. Satu negara tak berdaya. Menyangka kaya lantaran perak dan emas.

Padahal hutan adalah harta tak terbeli.

Kembali  ke pemakaman, Manu’niu hadir di sana.

Menabur bunga atas Pulai, Bitangur dan Kenari.

Ia membawa kendi, dibantu Jalak Bali.

Tetapi keruh sudah mata air berganti jelaga.

“Apakah aku perlu bersiap menjadi tiada?”  Manu’niu bertanya.

Anak kecil itu menangis kian sedu.

“Nak, Kau di sini saja. Hidup dan mati bersama mereka yang berjuang di Sahendaruman.

Aku kembali ke Jawa, menyampaikan pesan kepada Salim.” pesan Jalak Bali sebelum bertolak.         

 Anak kecil itu menangis air matanya jatuh ke tanah,

diserap kakinya yang rapuh, agar mengakar tangguh, dan kuncup kecilnya tumbuh.

Deru mesin dan panas bara ia tantang. Manusia angkara ia tentang.

Anak kecil itu, bapak-ibunya memang mati sudah tinggal lahan gersang.

Untung sempat mereka wariskan hijau rindang

pada anak kecil itu, kelak, bila ia tak menyerah sekarang.

Salim kancil, jika kau ingat 6 tahun silam ia berjuang,

memang wafat sudah tinggal misteri dan bayang.

Tapi lewat kisahnya, telah ia wariskan peduli dan berani

pada kau, sekarang, sebelum anak kecil itu mati.

2021

Kutulis untuk Sahendaruman di Sangihe, kubacakan untuk Salim di Lumajang.

Ini kisah jenggala tempat napas dunia bergantung, tapi dunia diam saat ia dibunuh tambang.

 

Biodata Penulis

Sri Najiha, lahir di Sungai Pakning, 11 Oktober 1999. Alumni SD-SMP YKPP Sungai Pakning, dan SMAN Plus Riau. Saat ini penulis berkuliah di Ilmu Gizi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Menulis adalah cara favoritnya untuk menyampaikan gagasan dan perasaan. Penulis dapat dihubungi melalui email srnajiha11@gmail.com.

 


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.