“Sumpah Anak-Anak Kalaodi dan Keramat paling Hijau”  Karya Putri Brilliany

barangkali kita

luput melontarkan tanya, pada mereka:

“bagaimana cara menjaga ibu bumi dan air serta pohon-pohon?”

tujuh lelaki lima perempuan berbaju putih keluar dari rumah suwohi(*)

kaki-kaki terlampau hafal mengasihi alam itu berjalan ke Goya

pada hari hening di bukit, doa-doa purba melangit.

 

sebab kita

tiada mengetahui, bagi mereka:

“siapa pun merusak alam kelak dirusak oleh alam.”

ritus itu menatah sumpahnya di masing-masing dada anak Kalaodi

asap dupa membumbung, makan-minum tersaji dalam bambu

ke tanah, itu semua ditancapkan—sebuah tanda penyatuan.

 

maka hutan-hutan adalah tempat suci

tangan-tangan ialah para penjaga supaya bersih senantiasa

memetik cengkih, pala, melinjo, madu, sayur mayur terbaik itu seperlunya

dan tiada pokok kayu ditebang belukar tercerabut hewan diburu

terkecuali hasil berembuk sama-sama.

 

ya, kita abai

tak belajar dari mereka sementara taring bencana

terus menancap di kering kota-kota.

 

Blitar, Juli 2021

 (*)suwohi: kepala adat yang memimpin ritual Paca Goya, yaitu membersihkan wilayah hutan di bukit Goya yang dikeramatkan oleh masyarakat Kampung Kalaodi, Tidore, Maluku Utara.

 

Biodata Penulis

Putri Brilliany lahir di Kediri, 11 Agustus 1994. Saat ini berdomisili di Blitar dan aktif di komunitas Prosatujuh. Karyanya lolos kurasi dalam antologi Festival Literasi Tangerang Selatan (2019) dan Juara 1 Lomba Cipta Puisi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (2020). Penulis bisa dihubungi melalui surel daisynta@yahoo.com atau di IG @illianated.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.