Sejak tanggal 27 Februari 2016 para anggota wiramuda VETPAGAMA memasuki pendidikan lanjutan atau akrab dikenal sebagai dikjut. Kami memiliki beberapa rangkaian dikjut yang akan dilaksanakan sepanjang tahun. Dikjut pertama kami adalah rafting, diawali dengan pemberian materi dalam ruang dan dilanjutkan simulasi di ruang lingkup UGM dan diakhiri dengan pendidikan di lapangan.
Saat dikjut dalam ruang kami diberi berbagai informasi tentang rafting. Informasi ini bermanfaat untuk memberi gambaran pada kami mengenai apa yang akan kami hadapi nanti. Kami diberi pengetahuan tentang perahu, dayung, morfologi sungai, arus, rintangan dan yang terpenting mengenai safety. Pemberi materi memastikan kami mengetahui perlengkapan apa yang harus kami pakai dan miliki agar dapat melakukan rafting dengan aman. Perlengkapan ini berupa helm, pelampung, pakaian (ingat tidak boleh pakai jeans!), sepatu dan flip line. Tentu ada juga peralatan kelompok yang harus kami miliki seperti dry bag, logistik, pompa, jam, repair kit dan hal lainnya.
Simulasi dilaksanakan di danau lembah UGM mulai dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Kami melakukan portaging dari sekretariat MAPAGAMA ke lembah, karena ini hari Minggu kita melintasi Sunmor. Sering terdengar kata “banjir” dari orang sekitar saat kami lewat, kami hanya tersenyum-senyum mendengarnya. Bagi beberapa di antara kami anggota wiramuda itu adalah kali pertama kami menyentuh sebuah perahu. Di hari Minggu itu kami berlatih cara mendayung, renang jeram, latihan melempar throw bag dan berusaha mengendalikan perahu dengan baik. Diakhir latihan saat semua telah lelah kami tetap memiliki tanggung jawab mengembalikan perahu selain itu kami dinyatakan harus melakukan latihan fisik.
Seminggu setelah simulasi di lembah, pada hari Sabtu 5 Maret 2016 pukul 19.00 WIB, kami berangkat dari Kandang Semoet menuju sungai Elo di Kabupaten Magelang untuk melaksanakan dikjut lapangan. Semua peserta dan panitia tiba dengan selamat pada pukul 21.50 WIB. Dilanjutkan dengan briefing selama kurang lebih 10 menit kami beristirahat. Hari selanjutnya diawali pada pukul 05.30 WIB kami segera bergerak mengganti pakaian, sarapan dan berkemas. Ada saja kejadian yang terjadi pagi itu seperti anggota yang mengalami sakit perut, pertaruhan mengambil bungkusan dengan isi lauk yang diinginkan dan berebut kamar mandi. Setelah pemanasan dan pre-test (kami diuji mengenai materi yang diberi saat dikjut ruang) pada pukul 07.00 WIB kami turun ke sungai. Tidak hanya kami, panitia tetap mendampingi kami sebagai rescue boat.
Dimulai dengan latihan renang jeram, awalnya kami berenang di tempat dengan arus yang sangat tenang, namun setelah itu kita berenang di tempat dengan arus yang jauh lebih kuat tentu lebar sungainya juga sekitar 3 kali lipat daerah latihan kami yang pertama. Banyak yang agak panik saat melewati sungai selain arus yang lumayan air juga memasuki hidung, mulut dan telinga, tanpa kami ketahui ternyata di antara latihan-latihan renang jeram, renang yang ini yang paling mudah. Hal yang perlu diingat saat renang jeram adalah tidak panik.
Setelah itu kami berlatih mendayung melawan arus, tidaklah mudah mengendalikan perahu untuk dapat melaju dengan baik sesuai arah yang diinginkan. Berulang kali kami diberitahu bahwa kekuatan individu bukanlah inti dari mendayung namun kerja sama kelompok yang diutamakan. Sebab, bila distribusi kekuatan dayungan tidak seimbang maka kapal akan miring selain itu ada kata yang kami dengar sepanjang hari “irama” hal ini sangat penting. Ketika irama yang baik dicapai perahu akan dapat bergerak dan beban yang ditanggung tiap anggota tidak akan berlebihan.
Kami juga diajari melakukan Flip- flop untuk mengantisipasi keadaan ketika perahu terbalik, sungguh tidak mudah untuk naik ke atas perahu bila tidak memiliki kekuatan lengan yang memadai. Pada pukul 11.30 WIB kami beristirahat sejenak kemudian kami diajari untuk melakukan read and run, satu atau lebih anggota berdiri untuk melihat kondisi sungai atau jeram dan menentukan rute yang akan dilalui. Biasanya yang ideal untuk melakukan hal ini adalah anggota yang berada paling depan. Setelah melewati beberapa jeram kami mencapai bagian sungai yang kembali kami pakai untuk latihan renang jeram.
Pada pelatihan kali ini kami berenang dengan memanfaatkan eddies, arus-arus tenang yang ada di balik stopper dapat digunakan untuk beristirahat saat melakukan renang jeram. Kemudian kami melakukan latihan scouting, para anggota turun ke pinggir sungai untuk melihat kondisi sungai dan menentukan rute.
Pukul 13.50 WIB kami mencapai rest area, disini kami mendapat waktu untuk beristirahat, minuman kelapa muda dan makanan ringan yang dapat dikonsumsi membangkitkan semangat diri kami yang lelah. Di rest area ini kami diberi latihan renang jeram lagi, tapi kali ini kami melompat dari ketinggian kurang lebih 1 meter ke sungai melewati arus dan langsung renang aktif mencapai pinggiran. Setelah semua anggota melakukannya kami berlatih menggunakan throwing bag, di sini panitia berperan sebagai korban. Setelah selesai latihan kami melanjutkan perjalanan.
Banyak jeram kembali kami lewati, berkali-kali kami terjebak stopper saat melewati jeram. Kemudian kami juga berlatih menuntun perahu dalam air yang disebut linning. Di rute kami juga menemui lintasan panjang dengan arus yang tenang tanpa jeram setelah bottleneck, kami diberi waktu untuk sedikit beristirahat di jalur ini banyak yang masuk ke dalam sungai untuk menikmati arus ini. Segera setelah lintasan selesai kami kembali melakukan latihan dan bergerak menyelesaikan rute dan pada akhirnya pukul 17.00 WIB kami mencapai akhir jalur.
Kami kembali ke start dengan menggunakan kendaraan, kedua perahu diikatkan diatas kendaraan. Segera setelah mencapai start ada yang segera beranjak untuk mandi, tidak mengherankan sebab banyak yang sudah gatal-gatal. Akibat keterbatasan kamar mandi sebagian dari kami makan malam terlebih dahulu sambil mengantri untuk mandi. Pukul 19.00 WIB kami kembali ke Kandang Semoet dan pada pukul 21.30 WIB semua peserta dan panitia telah kembali dengan selamat ke FKH. Pendidikan kami tidak berakhir di sini kami tetap harus melakukan finishing. Alat-alat harus yang menjadi tanggung jawab kami saat dipinjam harus dikembalikan, laporan ditulis, serta melaksanakan evaluasi. Secara garis besar pendidikan lanjutan ini berhasil dilaksanakan dengan baik.
Penulis Dama
0 Comments