Pendidikan Tingkat Lanjut (DIKJUT) kedua angkatan Acropyga adalah rock climbing atau panjat tebing yang beranggotakan tiga orang, yaitu Bonang, Saron, dan Kempul. Kegiatan Rock climbing digambarkan sebagai kegiatan mendaki gunung atau perjalanan ke tempat yang lebih tingggi dengan medan berupa bentukan perbukitan atau tebing sehingga untuk mencapainya memerlukan bantuan tangan.

Sebelum melakukan kegiatan di lapangan, ada beberapa hal yang kami lalui, yaitu bina fisik, pemberian materi ruang, simulasi,  survei tempat, persiapan alat-alat berupa peminjaman  alat yang digunakan, dan diakhiri presentasi DIKJUT rock climbing.

Materi ruang DIKJUT rock climbing dilakukan pada tanggal 24 April 2017. Beberapa hal yang disampaikan pada saat materi ruang adalah pengertian rock climbing, grade dan klasifikasi tebing, etika dalam panjat tebing, jenis pemanjatan, bentukan tebing, peralatan rock climbing, simpul tali pada rock climbing, manajemen pemanjatan dan lainnya.

Survei lokasi kegiatan dilakukan pada tanggal 1 Mei 2017 dan hasilnya berupa kondisi basecamp, jalur panjat yang akan dipakai, biaya yang akan dikeluarkan, perizinan, cuaca dan yang lainnya. Latihan panjat dan simulasi dilakukan sebanyak empat kali di boulder ataupun wall. Materi latihan dan simulasi diantaranya adalah teknik pemanjatan, pengenalan alat, cara pemakaian alat, teknik belay, teknik ngelead dan teknik cleaning.

Satu hari sebelum terjun ke lapangan dilakukan packing alat, berupa mempersiapkan alat dan pengecekan alat yang dibutuhkan pada saat kegiatan di lapangan .

Kegiatan Pendidikan Tingkat Lanjut Rock Climbing dilakukan dari tanggal 12 – 14 Mei 2017. Tanggal 12 Mei 2017 tepatnya pukul 19.00 WIB kita berangkat dari  Kandang Semoet FKH UGM ke basecamp di Parangndog. Kami sampai di basecamp pukul 21.17 WIB. Sesampainya di basecamp kami  mempersiapkan alat yang akan digunakan untuk DIKJUT Rock Climbing pada tanggal 13 Mei 2017. Sebelum istirahat malam dilakukan briefing oleh panitia untuk DIKJUT pada hari pertama.

Pada tanggal 13 Mei 2017 kami bangun pagi lalu persiapan dan sarapan. Selanjutnya dilakukan pemanasan di sekitar basecamp, berupa peregangan otot agar meminimalisir kram atau cedera saat kegiatan. Setelah itu kami menuju ke lokasi pemanjatan. Sesampainya dilokasi, kami langsung mempersiapkan alat-alat dan segala sesuatu yang diperlukan untuk memperlancar pemanjatan. Sebelum melakukan pemanjatan, pretest diberikan oleh koordinator lapangan untuk menguji sejauh apa materi yang kita pahami.

Gambar 1. Pemanjatan peserta di jalur pertama

Gambar 1. Pemanjatan peserta hari pertama

Bonang sebagai pemanjat pertama melakukan persiapan alat dan kempul bersiap sebagai belaynya. Jalur pertama yang dipakai adalah jalur dengan bentukan crack di Tebing Pancasila. Target yang ingin dicapai yaitu dapat melewati bentukan crack sampai terrace.

Kesulitan yang dialami Bonang yaitu tentang aplikasi teknik pemanjatan di tebing dan penentuan poin-poin pegangan pada tebing, serta ragu akan kemampuan diri sendiri. Pukul 08.42 WIB pemanjat pertama telah selesai turun dari tebing dan dilanjut pemanjat kedua yaitu Kempul.  Kempul melakukan pemanjatan dengan Saron sebagai belaynya. Pada saat memanjat,  kesulitan yang yang dialami oleh Kempul hampir sama dengan kesulitan yang dialami Bonang, kesulitan lain yang dialami kempul yaitu keliru tentang cara pemasangan runner pada anchor, dan teknik cleaning yang belum lancar. Pada pukul 10.14 WIB pemanjat kedua telah turun dari tebing dan dilanjutkan oleh pemanjat ke tiga yaitu Saron. Saron melakukan pemanjatan dengan Bonang sebagai belaynya. Kesulitan yang dialami Saron sama seperti Bonang dan Kempul, belum menguasai teknik melewati bentukan crack sehingga sering terjatuh. Pukul 13.00 Saron telah selesai memanjat dan melakukan cleaning. Akhirnya kami selesai melakukan pemanjatan pada jalur dengan bentukan crack dan setelah itu beristirahat sejenak.

Pukul 14.10 WIB kami mulai melakukan pemanjatan kedua dengan menggunakan jalur yang berbeda, tanpa bentukan crack. Penerapan teknik pemanjatan dan teknik cleaning di lakukan di jalur tersebut hingga pukul 18.00 WIB. Setelah selesai memanjat kami melakukan persiapan untuk kembali ke basecamp. Malam itu kami melakukan evaluasi terhadap pemanjatan yang kami lakukan agar dapat lebih baik di hari selanjutnya. Sebelum beristirahat kami mempersiapkan alat yang akan digunakan untuk hari kedua, sekaligus diberi materi tentang pemanjatan untuk hari  kedua, yaitu pemanjatan artificial.

Tanggal 14 Mei 2017 pukul 05.00 WIB kami bangun pagi, persiapan, dan sarapan bersama. Selanjutnya dilakukan pemanasan seperti hari sebelumnya, dan berangkat menuju ke tebing. Di tebing kami melakukan persiapan alat serta diberi intruksi tentang pemanjatan artificial. Urutan pemanjatan masih

Gambar 2. Pemanjatan peserta hari kedua

Gambar 2. Pemanjatan peserta hari kedua

sama seperti hari sebelumnya, Bonang mempersiapkan alat untuk memanjat tebing dan melakukan orientasi jalur yang akan dilalui. Selanjutnya Bonang  mulai melakukan pemanjatan artificial dengan Kempul sebagai belay. Kesulitan yang dialami oleh pemanjat pertama diantaranya adalah masih bingung tentang pemakaian alat panjat artificial, cara pemasangan sling pada bentukan lubang tembus di tebing serta masih binggung tentang manajemen pemanjatan artificial. Pada pukul 10.00 WIB pemanjat pertama selesai.

Pemanjat kedua yaitu Kempul yang dibelay oleh Saron mengalami kesulitan saat melakukan pemanjatan dengan teknik artificial sehingga sering jatuh pada awal pemanjatan. Pukul 12.20 WIB Kempul selesai memanjat. Sebelum pemanjat ketiga (Saron) melakukan pemanjatan, kami memutuskan untuk istirahat sejenak untuk menambah tenaga dengan makan bersama.

Pukul 13.10 WIB kami melanjutkan pemanjatan dengan Saron sebagai pemanjat dan Bonang sebagai belaynya. Saron mengalami kesulitan yang sama dengan Bonang dan Kempul terutama saat memasang pengaman pada lubang tembus ketiga, sehingga menghabiskan waktu satu jam. Kemudian Saron menyelesaikan pemanjatan artificial pada pukul 16.10 WIB. Saatnya giliran koordinator DIKJUT rock climbing naik untuk mencoba jalur yang telah kami gunakan dan menyelesaikannya hanya dengan waktu satu jam. Menjelang senja berakhir  kami  membereskan alat yang kami bawa, lalu melakukan foto bersama panitia DIKJUT rock climbing dan  kembali ke basecamp. Di basecamp kami melakukan makan malam bersama, beres-beres alat dan bersih-bersih. Sebelum pulang ke jogja, kami  melakukan evaluasi tentang kegiatan pada DIKJUT rock climbing  hari ke dua. Dan kami tiba di jogja pukul 21.20 WIB.

Manfaat yang  kami  dapatkan sebagai anggota Acropyga setelah mengikuti pendidikan tingkat lanjut rock climbing diantaranya adalah kami menjadi mengerti tentang bentukan pada tebing, alat yang dibutuhkan saat panjat tebing, cara pemakaian alat, serta teknik pemanjatan yang baik dan benar baik pemanjatan sport maupun artificial. Manfaat lain yang di dapat angkatan Acropyga adalah dapat melatih fisik, melatih ketenangan dan fokus saat berkegiatan walaupun dibawah tekanan sekalipun.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.