VETPAGAMA merupakan organisasi mahasiswa pecinta alam yang berbasis ilmu kedokteran hewan. Setiap calon anggota VETPAGAMA harus menjalani Pendidikan dan Latihan Dasar (DIKLATSAR) serta Pendidikan Tingkat Lanjut (DIKJUT), yang mana pendidikan tersebut akan sangat berguna bagi calon anggota saat berkegiatan di alam bebas nantinya. Melalui Pendidikan Tingkat Lanjut, anggota VETPAGAMA diharapkan dapat mengerti bagaimana cara mengatasi segala kemungkinan yang terjadi. Calon anggota penuh harus melewati Pendidikan Tingkat Lanjut yang terdiri dari lima divisi, salah satu divisi tersebut adalah rafting (arung jeram). Rafting adalah sebuah aktivitas yang memadukan unsur petualangan, edukasi, olahraga, dan rekreasi dengan mengarungi sungai yang memiliki jeram menggunakan media perahu karet dan dayung.

Kami anggota wiramuda VETPAGAMA yang diberi nama angkatan Acropyga, harus menjalankan Pendidikan Tingkat Lanjut tersebut, yang diawali dari divisi rafting, untuk menjadi anggota penuh VETPAGAMA. Sebelum melakukan kegiatan di lapangan, kami diberi materi tentang kegiatan rafting terlebih dahulu yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 April 2017. Materi ruang berupa pemberian materi seperti morfologi sungai diantaranya standing wave, eddies, hole, rivers stream, dam, bends, flat, boulders, stopper, strainer, cussion, undercut, dan masih banyak lagi. Selain morfologi sungai diberikan juga materi lainnya berupa pengenalan nama alat-alat yang digunakan pada saat pengarungan, teknik pengarungan yang baik, cara rescue kelompok, self rescue dan pengenalan komunikasi yang sering dilakukan saat pengarungan. Kemudian dilanjutkan dengan simulasi yang dilakukan di danau Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada tanggal 8 April 2017. Pada saat simulasi hal-hal yang dilakukan meliputi praktik materi yang telah kami dapat pada saat materi ruang berupa cara penggunaan alat, teknik dayung, renang jeram, menaiki perahu, flip flop, dan self rescue serta kelompok.

Setelah simulasi selesai, dilanjutkan kegiatan di lapangan. Sebelum melakukan kegiatan di lapangan kami mempersiapkan alat-alat yang akan di gunakan untuk pengarungan. Persiapan yang dilakukan berupa peminjaman alat-alat ke Organisasi Pecinta Alam sekitar Yogyakarta. Setelah selesai mempersiapkan segala alat yang dibutuhkan, pada tanggal 13 April 2017 agenda kami adalah packing alat yaitu penyusunan dan pemeriksaan alat yang akan di bawa pada kegiatan lapangan tanggal 14 – 15 April 2017.

Pada tanggal 14 April 2017 pukul 19.19 WIB kami bersama anggota VETPAGAMA yang lain melakukan perjalanan dari Kandang Semoet yang berada di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada menuju basecamp Magelang Adventure yang berada di dekat Sungai Elo dan sampai di tujuan pukul 21.07 WIB.
Sesampainya di tempat tujuan, kami langsung menuju basecamp yang ditunjukkan oleh pemiliknya. Setelah itu kami bersama-sama menyiapkan tempat untuk istirahat dan bermalam. Sebelum istirahat, sesuai rencana sebelumnya kami melakukan briefing untuk berkegiatan pada esok hari dan selanjutnya istirahat. Keesokan harinya, sedikit lebih pagi dari jadwal yang direncanakan, kami bangun pukul 04.50 WIB dan langsung menyiapkan keperluan yang dianggap perlu. Kami sarapan pukul 06.30 WIB, kemudian mengerjakan soal pretest yang diberikan oleh Koordinator Pendidikan Tingkat Lanjut rafting. Setelah itu kami siap-siap berkegiatan dan memilih alat-alat yang safety sesuai dengan apa yang telah kami dapatkan pada materi ruang dua minggu yang lalu.

Pukul 07.47 WIB kegiatan dimulai dengan portaging (mengangkat perahu ke sungai) lalu kami lakukan simulasi untuk memantapkan materi yang telah kami dapatkan di materi ruang dan simulasi satu minggu sebelumnya. Simulasi meliputi renang jeram, dayung maju, mundur, dan pancung, serta renang mengikuti dan melawan arus. Setelah dianggap siap, dilanjutkan pengarungan menuju start. Kondisi di titik start sangat ramai oleh pengunjung yang lainnya.

Gambar 2. Perahu peserta saat melewati jeram.

Gambar 2. Perahu peserta saat melewati jeram.

Renang jeram di start diawali oleh Bonang, kemudian dilanjutkan oleh Saron, dan yang terakhir melakukan renang jeram adalah Kempul. Jeram di titik start merupakan jeram yang tidak terlalu deras degan ketinggian air tidak terlalu tinggi, terdapat banyak pillow dan beberapa standing wave kecil, kemudian sesudah jeram terdapat bends yang diakhiri dengan mainstream yang tenang dimana di arus tersebut sudah terlihat dengan jelas perahu tim rescue dan perahu yang kami gunakan menunggu kedatangan kami. Disitulah saat kami mengubah teknik renang kami, dari renang pasif ke renang aktif untuk keluar dari mainstream menuju eddies agar kami bisa berenang ke tepi sungai. Renang jeram di titik ini kami lakukan dua kali. Walaupun saat pertama kali melakukan renang jeram kami masih dibantu oleh throwing bag, namun renang jeram yang kedua kali dua orang dari kami mampu untuk renang ke tepi sungai tanpa bantuan throwing bag.

Kami lanjut mendayung perahu kami menyusuri sungai, melewati empat jeram yang morfologinya kurang lebih sama yaitu terdapat banyak pillow dan beberapa stopper tidak terlalu besar. Saat sampai di arus yang tenang kami melakukan latihan flip flop. Titik dimana kita melakukan flip flop ini sangat bagus. Ketinggian air yang cukup dalam memudahkan kami untuk melakukan flip flop. Lokasi ini terletak tepat dibawah jembatan gantung yang terbuat dari kayu. Setelah latihan flip flop kami mengarungi sungai sampai ke rest area. Saat perjalanan ke rest area tersebut kami menemukan beberapa fauna yang sangat menarik perhatian yaitu biawak juga ada laba-laba berwarna abu-abu dan burung walet. Perjalanan menuju rest area cukup menantang, sehingga menyebabkan kami melakukan scouting sebanyak dua kali karena jeram yang dilewati cukup deras dan ada bends ditengah jeram tersebut perahu tim rescue pun telah bersiap menunggu kami di akhir jeram untuk berjaga jika ada kejadian yang tidak terduga seperti perahu tiba-tiba flip atau awak perahu yang kemungkinan terjatuh dari perahu kami. Namun walaupun arus yang kami lewati bisa dibilang berbahaya, kami dapat melewatinya dengan lancar.

Kami beristirahat sejenak di rest area sambil menikmati segarnya air kelapa. Setelah itu, kami melanjutkan latihan renang jeram di arus yang sangat deras. Walaupun kami sempat ragu untuk melompat, akhirnya kami dapat mengatasi ketakutan kami dan ternyata arus tersebut tidak separah yang kami bayangkan. Latihan dilanjutkan dengan melakukan latihan throwing bag selama beberapa saat. Sesudah latihan di rest area kami melanjutkan perjalanan sampai ke finish. Jeram yang kami lewati terdapat banyak stopper, strainer, juga pillow yang cukup besar, menyebabkan perahu kami beberapa kali mengalami wrap. Namun, akhirnya kami bisa sampai ke titik finish dengan selamat.

Gambar 3. Peserta dan Pendamping Lapangan mengarungi sungai.

Gambar 3. Peserta dan Pendamping Lapangan mengarungi sungai.

Hal yang sangat berkesan saat melakukan Pendidikan Tingkat Lanjut rafting ini adalah saat kami melakukan renang jeram juga saat perahu kami beberapa kali tersangkut stopper.

Mengapa? Karena saat melakukan renang jeram terdapat sensasi tersendiri yang tidak dapat kami ungkapkan lewat kata-kata. Saat perahu kami tersangkut stopper sungguh merupakan kejadian yang menegangkan bagi kami sehingga kejadian tersebut cukup berkesan bagi kami. Pendidikan Tingkat Lanjut ini juga tentu saja sangat berharga bagi setiap anggota karena dengan melaksanakan DIKJUT rafting, membuat kami mengerti cara mengatasi hal-hal yang berbahaya seperti menghindari stopper dan strainer, bahkan jika kami jatuh dari perahu sekalipun.

 


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.