“Masa Tuan – Nyonya” Karya Nabilah Nur Hamidah

di istana.

piring-piring emas bertepuk tangan. sendok-garpu memukuli piring-piring itu, menyuruhnya diam. saat orang-orang hendak berkumpul dengan penuh kehormatan, rumput teki di pekarangan belakang mengaduh kesakitan dan sampah dipulangkan ke kampung halamannya. dokter hewan bersiap cuti; tak ada pasien yang sesak napas, juga keracunan. ahli pertanian hendak beristirahat; tak ada hama, tak ada pestisida, sebab panen baru saja tuntas.

lantai-lantai bergegas mandi, lulur dioleskan ke tubuhnya, pun jika majikannya orang penting, berbagai skincare tersedia. juga para permadani terbaik berlomba menunjukkan pesonanya; kaca dan kursi singgasana nampak good looking usai diguyur cairan ajaib. entah apa namanya.

“acara kita akan dimulai, tuan-nyonya.”

dan kening-kening seketika sembuh dari demamnya.

“acara kita telah usai, tuan-nyonya.”

dan kening-kening bersuhu tinggi mencemaskan matahari. demikian takutnya sang surya memiliki saingan–takut lengser dari jabatannya.

piring-piring emas berhenti bertepuk tangan, mereka menatap nanar jari-jemari yang mencengkeram erat tubuhnya. dan sendok-garpu tak lagi memiliki wewenang untuk memukuli piring-piring itu. mereka sudah cerai, hanya rujuk saat tuan-nyonya mengizinkan. pekarangan belakang dipenuhi tangisan anak-anak rumput teki yang baru lahir dan sampah kembali merantau. dokter hewan memasuki ruang praktiknya, pun ahli pertanian. dan lantai-lantai kehilangan pemujinya, juga kontrak kerja para permadani terbaik telah habis; kaca dan kursi singgasana memeluk erat butiran pasir yang asing.

inilah kehidupan kami, anak cucuku.

tertanda,

tuan-nyonya sebelum napasmu mengipasi bumi yang makin panas

 

Biodata Penulis

Nabilah Nur Hamidah lahir di Surabaya, 22 Mei 2003. Beberapa puisinya dimuat dalam buku “30 Penyair Muda Sidoarjo” yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Sidoarjo pada Februari, 2021.

 


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.